Abdurahman an-Nashir, khalifah Andalus tahun 300H-350H. Hari itu, dia
mengumpulkan seluruh jajaran pejabat negeri. Dalam rangka grand opening
istana yang baru selesai dibangunnya. Istana Dar ar-Raudhah. Bukan saja
besar tetapi teramat megah. Cukuplah disebutkan di sini, bahwa istana
itu berlapis emas dan perak hingga atapnya. Pertanyaan khalifah tentang
istananya, membuka acara tersebut. Semua pejabat yang bicara memuji
sang khalifah.
Hingga sampailan pertanyaan itu kepada sang penegak hukum di negeri
itu, al-Mundzir bin Said al-Baluthi. Al-Mundzir yang ditanya malah
menangis. Air mata mengalir membasahi jenggotnya. Inilah pernyataan
sang penegak hukum,
“Demi Allah wahai amirul mukminin, saya tidak menyangka bahwa syetan
telah menyesatkanmu hingga sejauh ini. Dengan semua yang Allah berikan
kepadamu berupa nikmat, syetan telah menempatkanmu di rumah orang
kafir.”
Bak petir di siang bolong. Khalifah marah, “Bagaimana kamu tempatkan saya sejajar dengan orang kafir?”
Al-Mundzir menjawab, “Bukankah Allah telah berfirman: Dan sekiranya
bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam
kekafiran), tentulah kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada
Tuhan Yang Maha Pemurah loteng- loteng perak bagi rumah mereka dan
(juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya…..” (Qs az-Zukhruf:
33)
Khalifah Abdurahman an-Nashir yang tadi marah, kini tertunduk sambil
menangis sesenggukan. Kemudian berkata, “Semoga Allah memberimu pahala
yang paling agung atas jasamu terhadap kami, dirimu, muslimin dan Islam
ini. Semoga Allah memperbanyak orang seperti Anda. Apa yang Anda katakan
itu benar.”
Kemudian sang pemimpin tertinggi negeri yang telah merasa bersalah
itu memerintahkan agar semua lapisan emas dan perak pada bangunan
istananya dihilangkan. (Lihat: al-Andalus al-Tarikh al-Mushawwar, DR.
Thariq al-Suwaidan, h. 165)
Begitulah, Andalus mencapai puncak kejayaannya di tangan pemimpin
tertinggi yang sangat siap meminta maaf dan memperbaiki kesalahan dan
didampingi oleh penegak hukum yang adil dan tidak takut menyampaikan
kebenaran di hadapan siapapun
sumber : eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar